Koperasi adalah soko guru perekonomian Republik Indonesia, demikian semboyan yang diwariskan oleh Bapak Koperasi Indonesia, Bung Hatta. Sayangnya semboyan ini tidak sejalan dengan pertumbuhan dan perkembangan koperasi itu sendiri. Sebagian masyarakat menganggap itu hanya slogan doang. Perhatian dari pemerintah sangat terbatas untuk membesarkan koperasi.
Pandangan seperti ini meletakkan koperasi sebagai tanggung jawab pemerintah semata. Padahal sejatinya koperasi harus lahir dari rahim masyarakat itu sendiri. Sebenarnya, perhatian pemerintah pada masa orde baru cukup besar terhadap koperasi, salah satunya melalui Koperasi Unit Desa yang promosinya sampai ke tingkat kampung.
Sayangnya karena pendekatannya cenderung top down, naas bagi nasib Koperasi KUD karena namanya sering diplesetkan menjadi Ketua Untung Duluan. Cerita tentang koperasi di zaman itu menyisakan sayup-sayup senyap. Banyak KUD yang bernasib tragis dan harus diakhiri dengan cerita tak sedap. Ada pengurus yang harus rela masuk hotel prodeo karena salah urus atau memang faktanya dana koperasi masuk ke kantong pengurus. Tidak sedikit pula KUD berakhir dalam ketidakjelasan bersama uang miliaran yang digulirkan negara. Demikianlah sekelumit kisah dari gerakan koperasi Indonesia.
- Belajar Dari Pengalaman Masa Lalu.
Meski masyarakat skeptis terhadap perhatian pemerintah yang tidak full power terhadap koperasi, pemerintah tetap berupaya untuk memperhatikan koperasi secara serius dengan pendekatan yang berbeda dibanding orde baru.
Saat ini pendekatan yangdigunakan adalah bottom up, gerakannya harus berasal dari masyarakat. Pemerintah hanya mau membantu koperasi yang sangat serius ingin memajukan anggotanya. Untuk mewujudkan hal ini, pemerintah membentuk sebuah lembaga pendukung dana bagi koperasi yang sangat membutuhkan dengan syarat yang sudah ditata dengan lebih teratur dan terperinci. Tujuannya agar dana bergulir yang diberikan sungguh masuk ke tangan anggota koperasi.
Lembaga ini diberi nama Lembaga Pinjaman Dana Bergulir (LPDB). LPDB didirikan sudah cukup lama, yaitu pada tahun 2006, hanya baru belakangan ini gencar disosialisasikan.
Setiap pertemuan dengan pihak ketiga selalu memberi manfaat bagi kami. Demikian juga yang kami rasakan ketika CU Mekar Kasih diberi kesempatan untuk berpartisipasi pada sosialisasi program LPDB yang diselenggarakan pada tanggal 14-15 Desember 2022 di hotel Claro Makassar.
Kegiatan ini dimulai pada tanggal 14 Desember pagi. Ada 16 koperasi yang diundang sebagai peserta, ditambah 4 koperasi yang sudah merasakan hasil bantuan dari LPDB.
Materi yang disampaikan sangat bermanfaat karena dibawakan dengan baik oleh para pembicara dari Kantor Pusat LPDB. Satu hal yang menarik adalah ternyata LPDB tidak hanya memberi pinjaman dana bergulir kepada koperasi tapi justru memberi pendampingan kepada unit usaha yang dibimbing oleh koperasi. Jadi mirip dengan yang dikerjakan oleh CU selama ini, termasuk bagaimana memasarkan produk unggulan dari anggota koperasi yg menjadi binaan mereka. Dari aspek ini antara Credit Union dengan LPDB sudah sejalan.
Mengenai balas jasa pinjaman yang diberikan kepada koperasi juga cukup terjangkau. LPDB bisa memberikan balas jasa pinjaman maksimal 8% menurun per tahun dengan tenor sampai 10 tahun. Hal ini dapat menunjang koperasi dari sisi permodalan untuk membantu masyarakat yang lebih luas. Selanjutnya pinjaman diasuransikan oleh Jamskrida, agar dana bergulir benar-benar terjamin pengembaliannya sehingga muncul semboyan “loyal, lancar, lunas”. Cara pengajuan pinjamannya pun cukup mudah, cukup mengisi e-proposal yang sudah tersedia di internet. Kalau pengajuan memenuhi syarat, pihak LPDB hanya perlu datang untuk melakukan verifikasi tanpa biaya apapun dari pihak koperasi. Demikian oleh-oleh kami pasca mengikuti kegiatan ini. Mudah-mudahan bermanfaat untuk pembaca. Terima kasih.
Tinggalkan Balasan